Selasa, 11 Agustus 2020

Pentingnya peran tauhid bagi sang terapis muslim


Teknik Pengobatan Apa yang Paling Cepat Menyembuhkan Pasien? Pengobatan Ini yang Paling Manjur? Saya Bisa Mengobati Pasien Saya..!

Banyak sekali pertanyaan ini muncul bagi penggiat dan pencari ilmu pengobatan. Tahukah kamu pertanyaaan kamu ini menandakan kamu lemah dalam ilmu agama, lemah dalam berakidah dan jauh daripada keimanan kepada Allah Taala.

Tahukah kamu yang menyembuhkan penyakit itu bukan tehnik yang kamu pelajari. Bukan. Terkadang malah pengalaman kami, kami tak sentuh apa-apa, tak berikan resep apa-apa, tidak disuruh buat apa-apa. Dengan izin Allah azza wa jall pasien itu sembuh. Bahkan suami pernah bilang, "Pasien ini cuma butuh didengar. Insha Allah." Atau "Pasien ini cuma butuh ketawa dan menangis depan aku.insha Allah.".

Makanya dalam hal ini, tugas kita sebagai penyehat adalah memahami akidah dan konsep beragama yang baik terlebih dahulu. Buat apa? Biar ga sotoy. Biar tidak mendahulukan Tuhan. Karena,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

“Dan apabila aku sakit. Dialah (Allah) yang menyembuhkanku” (As Syu’araa: 80)

Jadi hanya Allah semata yang memberikan kesembuhan, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam memberikan kesembuhan. Oleh karena itu wajib bagi hamba memiliki keyakinan yang mantap bahwasanya tidak ada yang mampu menyembuhkan kecuali Allah. Bukan tehnik pengobatan, bukan herbal yang diberikan dan bukan kemampuan atau skill seseorang. Murni hak Allah taala.

Justru, ini bukan membuat seorang muslim menjadi lemah. Keimanan dan keyakinan bahwa yang mampu menyembuhkan hanyalah Allah semata bukan berarti menjadi penghalang seorang hamba untuk mengambil sebab kesembuhan dengan melakukan pengobatan. Terdapat banyak hadits dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang perintah untuk berobat dan penyebutan tentang obat-obat yang bermanfaat. Hal tersebut tidaklah bertentangan dengan tawakal seseorang kepada Allah dan keyakinan bahwasanya kesembuhan berasal dari Allah Ta’ala.


لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أُصِيْبَ دَوَاءُ الدَّاءِ بَرَأَ بِإِذْنِ اللهِ

“ Semua penyakit ada obatnya. Jika sesuai antara penyakit dan obatnya, maka akan sembuh dengan izin Allah” (HR Muslim 2204)

مَا أَنْزَلَ اللهُ دَاءً إِلاَّ أَنْزَل لَهُ شِفَاءً

“Tidaklah Allah menurukan suatu penyakit, kecuali Allah juga menurunkan obatnya” (HR Bukhari 5354)

Dan ingat kita harus betul-betul menjadi ahli, termasuk juga ketika terjun menjadi penyehat.

"Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu." (HR Bukhari 6015)

"Barangsiapa melakukan pekerjaan tabib, sedangkan tidak mengerti ilmu ketabiban, maka dia harus bertanggung jawab." (HR Abu Dawud, Nasa'i dan Ibnu Majah).

Prihatin, saat ini banyak terapis yang berani coba-coba. Atau asal lihat di medsos. Bahkan masih bertanya dengan apa yang harus dilakukan pada pasiennya. Apakah dengan bertanya? Lalu dijawab di medsos, kamu yakin kamu bisa. Belajar yang benar, pahami betul-betul. Resikonya terlalu besar.

Karena banyak sekali, aduan pasien mengalami yang tidak mengenakkan, merusak tubuh, kontra indikasi dan bahkan berujung sakit serta mmemperparah keadaan, dikarenakan ketidak cukupan menimba ilmu, kesoktahuan, atau coba-coba.

Betul Allah yang menyembuhkan dan mengangkat oenyakit. Namun ikhtiarmu wahai penyehat, yang menjadi wasilah kesembuhan yang Allah berikan orang yang datang padamu, dan ingin sehat.

Maka belajarlah, dan bertauhidlah.

Barokallohu fiikum

Oleh Lim🌹🌹
Atas bimbingan suami, Shifu Tom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

zen shiatsu

Zen Shiatsu adalah terapi pijat holistik asal Jepang yang menggabungkan teknik Shiatsu tradisional dengan filosofi Zen. Terapi ini mengguna...